peluang usaha

Minggu, Oktober 25, 2009

Download Nasyid "Sulis"



1. Sholawat Badar [Sulis].mp3
2. Sulis - Ibu.mp3
3. sulis feat. opick - alhamdulillah.mp3
4. Sulis - Kuasa Ilahi.mp3
5. Sulis - Suratan Takdir.mp3
6. Cinta Rasul [Sulis].mp3
7. Sulis~30 Annabiy Shollu 'Alaih.MP3
8. Sulis_dan_Orkes_-_Keagungan_Tuhan.mp3
9.
Sulis - Tobat.mp3
10. Sulis - Pengakuan.mp3
11. Sulis - Keagungan Tuhan.mp3
12. Sulis, misteri dua dunia.mp3
13. Sulis - Jalan Lurus.mp3
14. Sulis~22 Ya Sayyidi Ya Rasulullah.MP3
15. Sulis~26 Marhaban.MP3
16. Sulis, ya Allah.mp3
17. Sulis, kiamat.mp3
18. Sulis - Rindu Bertemu.mp3
19. Sulis~20 Maulana.MP3
20. Sulis - Teman Biasa.mp3
21. Sulis, kuasa Ilahi.mp3
22. Sulis~42 Isyfa'lana.MP3
23. Sulis, doa' ku.mp3
24. Sulis~36 Da'Uniy.MP3
25. Sulis~ 14.Jangan Tinggalkan Aku.MP3
26. Sulis~46 Ya Nuuro'ainiy.MP3
27. Sulis, janjiku yang baru.mp3
28. Sulis - Suratan Takdir.mp3
29. Sulis, misteri Illahi.mp3
30. Sulis~25 Yaa Ghoffar.MP3
31. Sulis~32 Abiy.MP3
32. Sulis~41 Nashiriy.MP3
33. Sulis~23 Laka Ya Robb.MP3
34. Sulis~31. Allah Allah.MP3
35. Sulis~09 Masa Remaja.MP3
36. Sulis_-_Ya_Ala_Baitin_Nabi.mp3
37. Sulis_-_Ya_Imamar_Rusli.mp3
38. Sulis~ 16.Mimpi Palsu.MP3
39. Sulis~11 Anak Kecil Dijalan.MP3
40. Sulis_-_Rindu_Bertemu_Nabi.mp3
41. Sulis~31 Ridhor Rohman.MP3
42. Sulis~12 Musim Bunga.MP3
43. Sulis~43 Al-Hub.MP3
44. Sulis~35 Ya Ummi Ya Zahro.MP3
45. Sulis~10 Maksud Indah.MP3
46. Sulis - Kiamat.mp3

Download nasyid "Hadad Alwi"



1. YAA THOYIBAH - HADAD ALWI & SULIS.mp3
2. SHOLAWAT BADAR - HADAD ALWI & SULIS.mp3
3. Hadad Alwi & Sulis Ummi.mp3
4. YAA NABI SALAM ALAIKA - HADAD ALWI.mp3
5. AKHLAAQUL KARIMAH - HADAD ALWI & SULIS.mp3
6. Do'a Aku Instrumental-Hadad Alwi.mp3
7. Hadad Alwi - AL I TIROOF.mp3
8. Hadad Alwi~10.ASTAGHFIRULLAH.mp3
9. Hadad Alwi~13.INSAN UTAMA.mp3
10. Hadad Alwi - YAA ROBBI BIL MUSTOFA YAA RASULULLAH SALAMUN ALAIK.mp3
11. Hadad Alwi~01 Salam Ramdhan.MP3
12. Hadad Alwi~11.DOAKU.mp3
13. Hadad Alwi~02 Menghitung Dosa.MP3
14. Hadad Alwi~15.KEKASIH ALLAH.mp3
15. Hadad Alwi~07 Puasa.MP3
16. Hadad Alwi~09 Damai BersamaMu.MP3
17. Hadad Alwi - LIL ABI WAL UMMI.mp3
18. Hadad Alwi & Sulis - Ya Abaz Zahra .mp3
19. Hadad Alwi~03 Dengar Jeritan Kami.MP3
20. Hadad Alwi - SHOLAWAT BADAR.mp3
21. Hadad Alwi~18.SEBUAH PENGAKUAN.mp3
22. Hadad Alwi~12.ILAIKA.mp3
23. Hadad Alwi~06 Rahmat Qur'an.MP3
24. Hadad Alwi~17.SATU BINTANG.mp3
25. Hadad Alwi~08 Tempat Yang Termulia.MP3
26. Hadad Alwi feat Gita G - Salam Ramadhan.mp3
27. hadad alwi~keagungan Tuhan sulis.MP3

Bidadari Khayalku


Bidadari Khayalku
(karya Jihaduddin F A)

Bidadari Khayalku...

Aku tiada tahu siapa dirimu.
Tapi aku slalu mengharapkan dirimu.

Dirimu yang slalu mengingatkanku.
Slalu menguatkan hatiku.
Tuk lalui ujian kehidupan bersamamu.
Agar Istiqomah di jalan-Mu.

Bidadari khayalku...

Aku ingin melihat senyum tulusmu.
Senyum penyejuk jiwaku.
Menghilangkan segala penat dipikiranku.

Tak ada guratan-guratan sesal di wajahmu.
Menerima segala kekurangan diriku.

Bidadari khayalku...

Wanita yang kulindungi sepenuh hati.
Tak kan kubiarkan bahaya menghampiri.

Dialah yang melahirkan para Mujahid sejati.
Yang memancarkan pesona akhlak Islami.
Tuk melanjutkan estafet dakwah ini.

Bidadari Khayalku...

Kapan kau menjadi Bidadari nyataku.
Apakah aku terlalu naif atas segala khayalku.

Ku bertanya dalam diri ini.
Apakah diri ini layak mendapatkanmu.
Sedang kekurangan banyak dalam diri ini.

Aku sadar...
Jangan banyak berharap.
Mendapatkan istri seperti Fatimah.
jika diri ini jauh dari seperti Ali.

Aku cuma bisa berjanji.
Tuk selalu berusaha memperbaiki diri.

Bidadari khayalku...

Sebuah anugrah tiada ternilai mendapatkan.
Bidadari sepertimu!
Ku slalu berharap kepada Allah tuk mendapatkanmu!
Karna hanya Dialah yang tahu siapa dirimu,
Dan Dialah yang menghadiahkan kepadaku
Seseorang Bidadari kenyataanku...

Selasa, Oktober 20, 2009

Download Nasyid "Sami Yusuf"



1.
Islamic - Sami Yusuf - 99 Names of Allah.mp3
2. sami yusuf_nasheed - ya taiba(2)(2).mp3
3. ami yusuf - ya rasulallah.mp3
4. Sami Yusuf - Hasbi Rabbi.mp3
5. Sami yusuf-almuaallim .mp3
6. Mesut Kurtis - Burdah (Ft Sami Yusuf).mp3
7. 02 Sami Yusuf - Without You.mp3
8. Sami-Yusuf_01-My-Ummah.mp3
9. Sami Yusuf - Allahu Allah.mp3
10. 16 Ilahiler - Sami Yusuf - Esma ul Husna.mp3
11. Sami Yusuf -Allahum me Salli.mp3
12. Sami-Yusuf_10-Mother(Arabic).mp3
13. Sami Yusuf - Eid Song.mp3
14. Sami Yusuf - You Came To Me.mp3
15. islamic Sami Yusuf - A is for Allah.mp3
16. Bismillah - Sami Yusuf {alam86_m786}.mp3
17.
Islamic - Sami Yusuf - La Illa Ha.mp3
18. 22 Sami Yusuf - Who Is The Loved One.mp3
19. Sami_Yusuf-Mother.Mp3
20. Sami Yusuf - The Creator.mp3
21. Mazikana_Sami_Yusuf---Supplication.mp3
22. Sami Yusuf - 07 - Ya Mustafa.mp3
23. Sami-Yusuf_Ya-Ommi.mp3
24. Sami Yusuf - Allah Ho.mp3
25. 03 Sami Yusuf - My Only Wish.mp3
26. nnw1[1].net_Sami-Yusuf_09-Munajat(Arabic).mp3
27. Sami Yusuf ft. Hamza Robertson - This Man (pbuh).mp3.mp3
28. 07 Sami Yusuf - A Thousand Times.mp3
29. 05 Sami Yusuf - He Is There.mp3
30. 09 Sami Yusuf - Try Not to Cry.mp3
31. 09 Sami Yusuf - Anything For You.mp3
32. Sami_Yusuf-All_Muallim.mp3
33. 06 Sami Yusuf - Sallou.mp3
34. 19 Sami yusuf - Muhammed is Mesenger.mp3
35.
11 Sami Yusuf - Not In My Name.mp3
36. Dua - Sami Yusuf {alam86_m786}.mp3
37.
Islamic- Sami Yusuf - Help Me.MP3
38.
10 Sami Yusuf - Mohammad.mp3
39.
16 Sami Yusuf - O Allah featuring.mp3
40. Sami Yusuf - Arab Song 1.mp3

Minggu, Oktober 18, 2009

Cat Steven: Islam Menyelamatkanku







Dulu


Sekarang

Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun '70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam, justeru merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Sejak kecil Yusuf Islam sudah akrab dengan panggung-panggung hiburan karena bisnis keluarganya bergerak dalam bidang itu. Ia terbiasa hidup dalam kemewahan kalangan sosial kelas tinggi di Inggris. Sebagai penganut ajaran Kristen, keluarganya mengajarkan Yusuf bahwa Tuhan itu ada, tapi manusia tidak bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan.

Umat Kristiani meyakini Yesus sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan. "Saya menerima ajaran itu, tapi saya tidak menelannya mentah-mentah," kata Yusuf.


Dulu


Sekarang

"Saya melihat patung-patung Yesus, mereka cuma benda mati tanpa nyawa. Saya tambah bingung ketika mereka bilang Tuhan ada tiga. Tapi saya tidak mendebat pernyataan itu. Saya menerimanya, karena saya harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya," sambungnya.

Beranjak dewasa, Yusuf mulai menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya karena ia sendiri mulai jauh dari kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi pemikirannya untuk menjadi seorang bintang. Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir, pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang.

"Banyak orang di sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak uang, hidup enak," tutur Yusuf.


Dulu


Sekarang

Meski demikian, Yusuf mengaku saat itu masih ada sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya, keinginan untuk membantu sesama manusia jika ia jadi orang kaya kelak.

Yusuf pun membangun karirnya sebagai musisi dan penyanyi. Dalam usia yang masih remaja, Yusuf sudah mengenyam kesuksesan dan keinginannya menjadi seorang 'bintang besar' tercapai. Nama dan foto-fotonya muncul di hampir seluruh media massa. Yusuf pun merasakan kenikmatan dunia, tapi itu tak membuatnya jadi puas, ia ingin kehidupan yang lebih dan lebih dari apa yang ia miliki, sayangnya Yusuf terjerumus ke jalan yang salah. Ia memilih narkoba dan minuman keras untuk mencari kehidupan yang ia inginkan itu.

Mencari Kebenaran


Dulu


Sekarang

Baru setahun Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena tubercolusis akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras dan narkoba. Ia sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu Yusuf pun berpikir, 'mengapa saya di sini, tergelatak di tempat tidur?, 'apa yang terjadi pada saya? apakah saya cuma seonggok tubuh? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu mengganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya.

Karena pada masa itu di kalangan masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai melakukan meditasi dan menjadi vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan bahwa dirinya bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap mengganggu pikirannya.

Sebagai bintang pop, namanya terus merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf belum berani meninggalkan kehidupan glamournya, meninggalkan kenikmatan dunia dan hidup seperti layaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari masyarakat.


Dulu


Sekarang

Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi, kartu tarot dan astrologi, balik lagi mempelajari alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan apa yang dicarinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya mukjizat itu datang.

"Saudara lelaki saya baru saja kembali dari kunjungannya ke Yerusalem dan disana ia mengunjungi sebuah masjid. Saudara saya itu sangat terkesan melihat masjid yang ramai dikunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi gereja dan sinagog yang sepi," kata Yusuf.

Ketika kembali ke London, saudara lelakinya itu memberikan al Quran pada Yusuf Islam. "Dia tidak masuk Islam, tapi ia merasakan sesuatu di agama ini (Islam) dan ia pikir saya juga akan merasakan hal yang sama. Saya menerima al Quran pemberian saudara saya itu dan membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang benar, agama yang tidak seperti pandangan masyarakat Barat selama ini bahwa agama hanya untuk orang-orang tua," tukas Yusuf.


Dulu


Sekarang

Ia melanjutkan,"Di Barat, jika ada orang yang ingin memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidunya, maka orang yang bersangkutan akan dianggap fanatik. Tapi setelah membaca al Quran saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung untuk menjadi religius."

Saat itu, satu-satunya yang diinginkan Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari al Quran ia tahu bahwa semua rasul dan nabi dikirim Allah swt untuk menyampaikan pesan yang sama. "Mengapa kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus sebagai Mesiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan. Tapi dalam al Quran saya menemukan keindahan, al- Quran melarang menyembah matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan merenungi semua ciptaan Allah swt ," papar Yusuf Islam.

"Ketika saya membaca al Quran lebih jauh lagi, al Quran bicara soal salat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi seorang Muslim saat itu, tapi saya merasa al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah swt telah mengirimkannya pada saya," sambung Yusuf Islam.



Mengucap Dua Kalimat Syahadat


Dulu


Sekarang

Yusuf Islam kemudian memutuskan untuk berkunjung ke Yerusalem. Di kota suci itu, ia datang ke masjid dan duduk di sana. "Seseorang bertanya, apa yang ia inginkan, saya menjawab bahwa saya seorang Muslim. Orang itu bertanya lagi, siapa nama saya. Saya jawab 'Steven'. Orang itu tampak bingung. Saya ikut salah berjamaah, meski salat saya tidak begitu sukses," kisah Yusuf menceritakan pengalamannya di sebuah masjid di Yerusalem.

Kembali ke London, Yusuf menemui seorang muslimah bernama Nafisa dan mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Nafisa kemudian mengajak Yusuf ke Masjid New Regent. Ketika itu tahun 1977, satu satu setengah tahun sesudah ia membaca al Quran yang diberikan saudara lelakinya. Pada hari Jumat, setelah salat Jumat, Yusuf menemui imam masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun menjadi seorang Muslim. Nama Cat Steven diganti menjadi Yusuf Islam.

"Saya pun akhirnya tahu bahwa saya bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan, tidak seperti dalam agama Hindu dan Kristen yang harus melalui perantara. Dalam Islam, semua penghalang itu tidak ada . Satu-satunya yang membedakan orang yang bertakwa dan tidak bertakwa adalah salatnya, salat adalah proses pemurnian diri," papar Yusuf Islam.

"Akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa apa yang saya lakukan saat ini adalah untuk Allah swt semata. Saya berharap Anda mendapatkan inspirasi dari pengalaman saya ini. Satu yang ingin saya katakan, saya tidak pernah sekalipun berinteraksi dengan seorang Muslim pun sebelum saya masuk Islam. Saya lebih dulu membaca al Quran dan menyadari bahwa tak seorang pun sempurna. Tapi Islam adalah agama yang sempurna dan jika kita mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw, hidup kita akan selamat. Semoga Allah swt senantiasa membimbing umat Rasulullah Muhammad saw ke jalan yang lurus. amiin," kata Yusuf Islam menutup pembicaraan. (adil)


Yusuf Islam, formerly known as Cat Stevens (centre), holds his grand daughter with his wife Fauzia Islam (right) and daughter Asmaa Islam, as he receives an honorary degree for his humanitarian work and improving understanding between Islamic and Western cultures at Exeter University in Devon, southern England on Tuesday July 10, 2007

Download, Nasyid "Shaff Fix"



1. Shaff-Fix - Sandiwara Cinta.mp3
2. Shaff-Fix - Ramadhanku.mp3
3.
Shaff-Fix - Kemarin, Sekarang dan Esok Hari.MP3
4.
Shaff-Fix - Pantai Suatu Maha Karya.MP3
5. Shaff-Fix - Manusia.MP3
6. Shaff-Fix - Sesal Saja Tiada Guna (SSTG).mp3
7. Shaff-Fix - Secara.mp3
8. Shaff-Fix - Terpuruk.mp3
9. Shaff-Fix - Dalam Do'a.MP3
10. Shaff-Fix - Berperang.MP3
11. Shaff-Fix - Lupa Usia.MP3
12. Shaff-Fix-Mother_Nature.txt
13. Harris Shaff-fix - Keimanan.mp3
14. Shaff-Fix - Dalam Do'a.MP3

Selasa, Oktober 13, 2009

Syahadat Terry Holdbrooks di Guantanamo



(sumber : http://www.republika.co.id/)

Siapa tak kenal Guantanamo. Penjara yang sangat mengerikan dengan penjagaan ekstraketat di Kuba itu biasa didedikasikan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengurung para tokoh yang dianggap sebagai teroris. Sebagian besar mereka berasal dari Irak dan Afghanistan. Kisah penyiksaan dan pelecehan terhadap Alquran pernah 'menghiasi' penjara ini.

Dunia pun mereaksi negatif keberadaan penjara Guantanamo. Tuntutan untuk menutup penjara tersebut mengalir deras ke pemerintah AS. Presiden AS, Barrack Obama pun menyambut baik tuntutan tersebut dengan berencana menutup penjara tersebut.

Tapi, bagi Terry Holdbrooks, Guantanamo menjadi bagian hidup yang sangat berarti. Kehidupan para tahanan yang penjara tersebut memberi pengaruh besar dalam hidup Terry. Mulanya, dia hidup urakan. Kedua orang tuanya berpisah ketika Terry berusia 7 tahun.

Hingga tubuh dewasa di Arizona, dia sama sekali dia tidak pernah mendengar soal Islam. Dia juga tidak pernah paham akan keberadaan Tuhan. Kehidupan junkies, membawanya pada dunia penuh maksiat. "Saat itu, tidak pernah saya berpikir tentang Islam," ujar dia seperti dikutip Guardian.

Di usia dewasa, dia mencoba melamar untuk menjadi tentara. Dia kemudian diterima sebagai staf di polisi militer hingga akhirnya dikirim ke Guantanamo di tahun 2003. Saat itu, dia baru berusia 19 tahun. Penempatan itu pun dia terima begitu saja. Satu hal yang saat itu dia pahami, Guantanamo adalah penjara untuk manusia 'paling buruk di antara yang terburuk'.

"Saya menyaksikan rekaman video peristiwa 11 September," tutur dia. Begitu menerima perintah ke Guantanamo, dia berpikir bakal bertemu dengan orang-orang yang oleh AS dianggap sebagai musuh. "Di situ ada sopirnya Usamah Bin Ladin, juru masaknya, dan orang-orang yang akan membunuhku saat mendapatkan kesempatan," ungkap dia mengungkapkan bayangannya saat itu.

Sesampai di Guantanamo, segudang pertanyaan pun muncul. Saat itu, dia pertama kali bertemu dengan seorang tahanan yang usianya baru 16 tahun. Kata dia, sang tahanan mengaku sama sekali belum pernah melihat laut. Dia juga menyatakan tidak mengetahui bahwa bumi itu bulat. Dalam hati, Terry pun bertanya-tanya soal kemungkinan anak itu mengetahui rencana dunia gagasan pemerintah AS bernama war on terror (gerakan global memerangi terorisme).

Saat itu, Terry bertugas untuk membersihkan lingkungan, mengumpulkan sampah, membangunkan para tahanan, juga memverifikasi para tahanan. Pekerjaan itu memungkinkannya untuk berinteraksi langsung dengan para tahanan di penjara Guantanamo. Dari situlah, cahaya Islam mulai memancar ke dalam jiwa Terry.

Saat para penjaga yang lain menyibukkan diri dengan alkohol dan gambar porno, Terry justru banyak memanfaatkan waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang yang selama ini dianggap oleh pemerintah AS sebagai teroris. Modal senyum membuatnya cepat ramah dengan 'warga' Guantanamo. Dia pun dikenal sebagai penjaga yang baik.

"Saya mulai bicara soal latar belakang politik, etnik, moral, juga budaya mereka," ujar dia mengungkapkan. Hasil diskusi itu memberinya banyak pencerahan. Dari para tahanan inilah, dia kemudian mulai mendapatkan informasi tentang Islam. Hal ini membuat dia mengalami gegar budaya mengingat sebelumnya dia sama sekali tidak pernah mendengarnya. Hingga dewasa, Terry juga tidak bertuhan.

Sampailah pada suatu sore tanggal 29 Desember 2003, dia mengakhiri gegar budayanya itu dengan keputusan yang sangat mengesankan. Dia memutuskan untuk mengucap syahadat dan masuk Islam. Seorang tahanan yang menjadi mentornya memimpin upacara sederhana pengucapan syahadat. Dia lalu meninggalkan segala jenis maksiat, termasuk kebiasannya mengonsumsi minuman keras.

"Tidak mudah buat kami saat itu untuk bisa menjalankan shalat lima waktu," kata dia mengenang pengalamannya di Guantanamo. Tapi, hal itu tidak membuatnya menyerah. Dia justu bertambah mantap untuk tetap berada dalam Islam. Terry merasa terlahir kembali, begitu mengucap syahadat. Sesaat setelah mengucap syahadat, dia pun berganti nama menjadi Mustafa Abdullah.

Di musim panas tahun 2004, dia merasa tidak cocok lagi berada di Guantanamo. Dia meninggalkan tempat kerjanya dan keluar dari militer. Selama menjadi penjaga tahanan, dia pun mengaku merasa malu. Meski tubuhnya berada di balik terali besi, kata dia, sebenarnya para tahanan itu jiwanya jauh lebih merdeka. "Sementara saya yang fisiknya bebas, jiwanya terkekang oleh aturan militer," kata Terry. Dia pun memilih keluar untuk bisa lebih mantap dan istiqamah menjalankan ajaran-ajaran Islam. guardian/irf

Kamis, Oktober 08, 2009

Aku Akan Hidup Benar Dari Jam Ke Jam



Habis Sholat Isya ,seorang Gadis kecil mendatangi kepada ayahnya yang belum selesai sholat sunnah.Setelah mengucapkan salam, Sang ayah menatap anaknya.
" ada Apa Nak ? "
“Apakah kita bisa hidup tidak berdosa selama hidup kita?”.

Ayahnya memandang kepada anak kecil itu dan berkata,
“Tidak, nak. Manusia sering melakukan kekhilafan secara sadar maupun tidak. Itulah kenapa kita diperintahkan memohon ampun kepada Alloh setiap hari”.

Putri kecil ini kemudian memandang ayahnya dan berkata lagi,
“Apakah kita bisa hidup tanpa berdosa dalam setahun?”

Ayahnya kembali menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kepada putrinya.

“Oh ayah, bagaimana kalau 1 bulan, apakah kita bisa hidup
tanpa melakukan kesalahan?”

Ayahnya tertawa, “Itu sangat sulit, nak”.

“OK ayah, ini yang terakhir kali, apakah kita bisa
hidup tidak berdosa dalam 1 jam saja?”.

Ayahnya berfikir sebentar.kemudian Ia mengangguk,
"Jika dia berusaha dan Alloh memberikan Hidayah. kemungkinan besar bisa".

Anak ini tersenyum lega.
"Jika demikian, aku akan berusaha hidup benar dari jam ke jam, ayah.
Lebih mudah menjalaninya, dan aku akan menjaganya
dari jam ke jam, sehingga aku dapat hidup dengan benar.... "

Sang Ayah berkaca-kaca menatap Putrinya:
" Apa yang kau katakan penuh dengan Hikmah, semoga Alloh selalu memberimu petunjuk.."

(oleh : Budi Hidayat)

Jumat, Oktober 02, 2009

Cerita, “Ayla”


Cerita, “Ayla”
(Tulisan dari sahabat Irfan)

Ayla. Nama yang indah untuk seorang gadis. Namun sayang, perlakuan yang mereka terima, tidak setara dengan nama indah yang mereka sandang. Karena memang, Ayla dalam kisah ini bukanlah sebuah nama bagi seorang gadis. Tapi, Ayla, adalah julukan bagi sebuah profesi yang dinistakan.

Ayla, atau Anak-anak Yang di Lacurkan, adalah komunitas kecil anak-anak gadis yang tinggal di temaram lampu-lampu taman. Usia mereka masih sangat muda, berkisar antara 11 hingga 18 tahun. Mereka hadir, dan terpaksa tinggal di jalan, menjajakan diri, mendapat perlakuan kasar, dengan imbalan yang tak setimpal.

Dengan modal ember, yang diisi beberapa minuman ringan dan rokok, mereka dipaksa untuk mencari tamu. Mereka berdiri berjejer di pinggir jalan, atau menunggu dalam tenda-tenda kecil di pojok taman. Setiap orang boleh menyentuh mereka, asalkan mau membeli minuman yang mereka jual. Mereka tak bisa menolak untuk di raba dan dipegang, karena tuntutan setoran yang harus dipenuhi. Bahkan tak jarang, anak-anak yang masih belia itu, terpaksa melacurkan diri untuk mendapatkan uang lebih banyak.

Suatu ketika, ada seorang anak yang kami temui dalam sebuah penelitian. Dia masih amat belia. Sebut saja namanya, Isah. Mungkin, usianya baru 15 tahun. Dia kami temui di sebuah taman di bilangan Prumpung, Jakarta.

Kami, yang datang sebanyak 3 orang, mulai terlibat obrolan yang menyenangkan. Kami bertanya tentang apa yang dirasakan anak gadis ini. Dia pun bercerita tentang pengalaman pahitnya di jalanan. Kami juga bertanya apa yang menjadi harapan dan angan-angannya kelak, dan menawarkan bantuan agar dia terbebas dari tempat semacam ini. Dia tersenyum, dan menawarkan minuman ringan dagangannya.

Tak terasa, sudah banyak sekali yang disampaikan gadis ini. Harapannya tak banyak, angan-angannya tak muluk-muluk. Dia tampak senang sekali, saat mengetahui, kami datang untuk menanyakan kabarnya. Dia tampak bahagia, dan berharap kami datang sering datang untuk mendengar kisahnya. Ya, kami kembali tersenyum, dan berjanji untuk mau menjadi sahabatnya.

Sayang, kami harus kembali, kemudian, salah seorang teman bertanya, "Isah, kami harus bayar berapa untuk minuman ini? Dia hanya diam. Namun, tiba-tiba wajahnya memerah. Matanya berkaca-kaca. Sambil di pegangnya botol-botol itu, dia menatap kami satu-persatu. Nanar. Dia mulai menangis. Kami mulai bingung. Wajahnya menunduk, airmatanya berlinang.

"Mas, dan Mbak semua jahat. Mas bukan teman Isah. Nggak ada bedanya sama orang-orang itu!" "Isah ikhlas kasih itu buat Mas, nggak minta bayaran!" Kenapa Mas anggap Isah jualan buat gituan...?", ucapnya lirih, menahan tangis. Rupanya, dia merasa tersinggung, karena kami menganggap minuman itu sama dengan jasa yang dia berikan. Akhirnya kami bertiga berusaha menenangkannya dan meminta maaf. Dia bisa memahami setelah menjelaskan sikap kami. Dia pun kembali tersenyum.

~~~

Sahabatku, begitulah, harga diri, kehormatan yang dimiliki Isah, tetap tak bernilai di dalam dirinya. Ia, walaupun terpojok dengan profesi yang harus di jalaninya, tetap memiliki kebanggaan diri sebagai manusia, yang tak mau di lecehkan. Tekadnya tetap kuat, perasaannya tetap murni, bahwa tiap orang, tak pantas untuk dilecehkan, tak pantas untuk mendapat perlakuan tak setara.

Adakah kebanggaan diri itu terpatri dalam diri kita?

Begitulah, saat ini, saya merasa beruntung sekali, melewatkan malam ulang tahun saya, bersama mereka, Ayla. Kebetulan, pada malam ini pula, mereka mementaskan teater musik, yang berkisah tentang dunia yang mereka jalani. Sebuah teater yang menarik, dengan semua pemain yang terdiri dari para Ayla. Walaupun mereka bercerita, pada saat latihan, sering harus terhenti, karena ada yang menangis saat memainkan peran-peran itu.

Ya, saya bersyukur sekali kepada Allah, dapat menghabiskan malam ini bersama mereka. Menjadi teman bagi mereka, menjadi telinga bagi mereka. Saya senang sekali dapat menjadi orang yang mereka percayai, orang yang mereka anggap sahabat, pelindung, dan menjadi tempat untuk bercerita. Ada banyak hikmah dan pelajaran yang saya dapat dari mereka, dan hal itu, membuat saya semakin lengkap menjadi manusia.