Jumat, Januari 23, 2009
Kekuatan Ibu
Kekuatan Ibu
Suatu ketika, hiduplah dua suku di pegunungan Andes. Satu suku tinggal di lembah-lembah, sedangkan suku yang lain tinggal di atas gunung. Suatu hari, suku gunung menyerang suku lembah dan menjarah seluruh isi desa. Mereka menculik seorang bayi dari salah satu keluarga suku lembah dan membawanya ke atas gunung.
Orang-orang suku lembah tidak tahu bagaimana mendaki gunung. Mreka tidak tahu jalan mana yang digunakan oleh suku gunung. Mereka tidak tahu dimana letak desa suku gunung. Juga, tidak tahu bagaimana mengikuti jejak-jejak suku gunung di tebing-tebing gunung itu.
Tapi, meski pun begitu, mereka mengirim para prajurit terbaik mereka untuk memanjat gunung dan membawa pulang bayi mereka.
Prajurit pertama mencoba memanjat tebing diikuti yang lain. Ketika prajurit pertama gagal, mereka semua pun gagal. Mereka mencoba lagi dengan cara lain. Namun, gagal. Setelah berhari-hari mereka mendaki, mereka hanya bisa memanjat beberapa ratus kaki saja.
Suku lembah kehilangan harapan dan putus asa. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke desa saja. Semua upaya dilakukan namun gagal.
Ketika mereka sedang bersiap-siap untuk kembali ke desa, tiba-tiba mereka melihat ibu dari bayi yang diculik itu sedang menuruni tebing gunung melewati mereka, sambil menggendong bayinya. Mereka terkejut sekali, bagaimana si ibu itu bisa menuruni tebing yang justru mereka sendiri gagal untuk mendakinya? Bagaimana si ibu itu bisa memanjat tebing-tebing itu mengalahkan mereka? Terlebih lagi, mereka melihat si bayi itu telah terselamatkan. Bagaimana mungkin?
Seorang prajurit menyambut ibu itu dan bertanya, "Wahai ibu, kami gagal mendaki tebing ini. Bagaimana kau melakukan semua ini, mengalahkan seluruh prajurit terkuat? Bagaimana bisa? Engkau belum pernah menjadi prajurit!"
Ibu itu mengangkat bahu dan berkata, "Sebab bayi yang diculik itu bukanlah bayimu. Dan, kalian semua belum pernah menjadi Ibu."
-(The Mountain, Jim Stovall)
***
Burung, tak pernah diajarkan manusia untuk terbang, dan Ikan, tak pernah belajar untuk berenang. Semuanya alami, semua berasal dari naluri. Hal itu, akan hadir pada setiap mahluk yang percaya akan kebesaran Allah. Hanya Allah lah yang memberikan kita kekuatan itu.
Dan, teman, cinta memberikan kekuatan. Sebab, cinta adalah kekuatan itu sendiri. Cinta seorang ibu adalah naluri, adalah alami, adalah sesuatu yang hadir dalam jiwa-jiwa yang penuh rasa cinta. Setiap Ibu, tak akan pernah diajari bagaimana mengasihi buah hatinya. Rasa itu akan hadir dengan sendirinya.
Kita pun, punya rasa itu. Asal kita mau, menjalani semua garis-garis yang telah
ditentukan-Nya.