Senin, April 20, 2009
Segelas Susu
Segelas Susu
Suatu hari seorang bocah miskin sedang berjualan dari rumah ke rumah demi membiayai sekolahnya. Ia merasa lapar dan haus, tapi sayangnya ia hanya mempunyai sedikit sekali uang.
Anak itu memutuskan untuk meminta makanan dari rumah terdekat. Tetapi, saat seorang gadis muda membukakan pintu, ia kehilangan keberaniannya. Akhirnya ia hanya meminta segelas air putih untuk menawarkan dahaga. Gadis muda itu berpikir pastilah anak ini merasa lapar, maka dibawakannyalah segelas besar susu untuk anak tersebut.
Ia meminumnya perlahan, kemudian bertanya, "Berapa saya berhutang kepada Anda ?""Kamu tidak berhutang apapun kepada saya," jawabnya. "Ibuku mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk perbuatan baik yang kami lakukan."Anak itu menjawab, "Kalau begitu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam."
Saat Howard Kelly - anak kecil yang miskin itu - meninggalkan rumah tersebut, dia bukan hanya merasa badannya lebih segar, tetapi keyakinannya pada Tuhan dan sesama manusia menjadi lebih kuat. Sebelumnya dia sudah merasa putus asa dan hampir menyerah.
Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari wanita muda tersebut mengalami sakit parah. Dokter yang menanganinya merasa bingung dan akhirnya mengirim wanita itu ke kota besar untuk mendapatkan pertolongan spesialis. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk berkonsultasi.
Ketika ia mendengar nama kota tempat asal si pasien, ia segera pergi ke kamar tempat dimana wanita tersebut dirawat. Ia langsung mengenali dan memutuskan untuk melakukan hal terbaik yang bisa ia usahakan untuk menolongnya.
Sejak hari itu, ia memberikan perhatian khusus pada kasus ini. Setelah melewati perjuangan panjang, peperanganpun dapat dimenangkan. Dr. Kelly dipanggil oleh pihak administrasi untuk menandatangani biaya yang harus dibayarkan oleh si wanita kepadanya. Ia melihat kepada kuitansi tersebut, dan kemudian menuliskan sesuatu. Kuintansi tersebut lalu di kirim ke kamar perawatan si wanita.
Wanita tersebut merasa takut untuk membukanya, karena ia merasa yakin bahwa ia tidak akan mampu membayarnya. Akhirnya dengan menguatkan hati, ia melihat ke kuintansi tersebut. Sebuah tulisan pada kuitansi telah menarik perhatiannya.
Ia membaca tulisan itu : "TELAH DI BAYAR PENUH DENGAN SATU GELAS SUSU." Tertanda, Dr. Howard Kelly.
Air mata mengalir dari matanya saat hatinya yang bahagia mengucapkan doa dan pujian :"Terima kasih Tuhan, kasihMu telah memancar melalui hati dan tangan manusia."
***
Sahabatku, begitulah arti ketulusan. Akan sangat terasa, mana pemberian dengan tulus dengan yang tidak. Mana senyuman yang tulus dan mana senyuman yang ketus. Ketulusan memberikan energi tersendiri kepada penerimanya. Akan terasa sangat berbeda ketika kita bertemu dengan seseorang, kemudia dia menyapa dengan tulus, senyum ikhlas, dengan raut muka cerah, maka tanpa terasa wajah cerah akan menular kepada diri kita. Sebaliknya ketika kita bertemu seseorang, disambut dengan wajah senyum ketus, ah saya yakin senyum kita juga akan menjadi ketus.
Terkadang hanya memberikan senyum tulus saja kita merasa berat, apalagi memberikan rasa tulus untuk memaafkan atas segala kesalahan seseorang.
Berlatihlah untuk berbuat tulus dan iklas, janganlah kita berharap balasan orang lain akan kebaikan kita. Akan tetapi yakinlah, Allah pasti akan membalas segala amal yang tulus dan ikhlas karena-Nya, baik itu balasan di dunia ataupun di akherat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar