Rabu, Maret 25, 2009
Takdir
Takdir
Pernah suatu ketika saya mengikuti sebuah training. Materi training disampaikan di sebuah masjid. Saat itu materi yang disampaikan adalah masalah takdir. Karena peserta ternyata belum begitu memahami bagaimana hakekat sebuah takdir. Mereka mengeluh kanapa mereka ada yang kaya, dan sebagian mereka ada yang miskin.
Kemudian sang trainer duduk dengan bersila dan bertanya, “Apakah saya duduk seperti ini takdir?”
“ya!”, jawab peserta.
Kemudian sang trainer duduk diatas meja dan bertanya, “Apakah saya duduk seperti ini takdir?”
“ya!”, jawab peserta kompak.
Kemudian sang trainier berdiri, sambil meletakkan kakinya diatas meja yang agak pendek, lalu bertanya kembali, “Apakah saya duduk seperti ini juga takdir?”
“Iya”, jawab peserta sambil penasaran.
“jadi apakah boleh saya bilang bahwa takdir itu sebuah pilihan? Ketika saya ingin menjadi seorang yang baik, maka saya memilih duduk sopan dengan bersila, dan ketika saya ingin menjadi orang yang nakal, maka saya duduk diatas meja, ketika saya memilih menjadi orang yang menjengkelkan, maka saya berdiri sambil mengangkat kaki saya diatas meja, sedang kalian duduk bersila dibawah?.”
“ya sih!” jawab peserta yang mulai paham maksud dari penjelasan trainer.
“Jadi takdir itu sesuatu yang hal yang sudah terjadi, ketika anda saat ini menjadi sholeh, karena anda memilih pilihan yang diberikan oleh Allah untuk menjadi seorang yang sholeh, dan sebaliknya ketika anda saat ini menjadi berandalan, karena anda yang memilih takdir menjadi berandalan, dan anda sudah diberikan pilihan dan petunjuk oleh Allah, jalan manakah yang akan membawa kita ke neraka, dan jalan manakah yang akan membawa kita ke surga. Dan saat ini kita sudah memilihnya”
“Begitu juga dengan kekayaan, Allah sudah memberikan pilihan melalui petunjuk-Nya, bagaimana jalan menuju kaya, dan jalan menuju kemiskinan. Tinggal pilihan mana jalan yang akan kita lalui.”
”Banyaklah berdoa kepada Allah, agar kita selalu diberikan petunjuk agar selalu memilih jalan benar menurut-Nya.”
***
Sahabatku, mungkin sering tepintas dalam pikirian kita tentang peristiwa tersebut, dan mungkin juga ada perbedaan dalam memahami hakekat suatu takdir. Akan tetapi yang jelas pastinya kita tidak mengetahui bagaimana takdir kita besok (jangan percaya sama reg-reg ramalan ya! Bisa-bisa syirik kita), kita hanya berusaha dan optimis untuk menjadikan takdir kita menjadi takdir yang baik, karena Allah tidak akan merubah suatu kaum sebelum mereka merubahnya sendiri. Jadi, optimislah! Dan berusahalah untuk menjalani kehidupan ini dengan yang perbuatan dan amalan terbaik. Tentunya dengan mengharap ridho-Nya saja.
Wallahua’lam...