Jumat, Juni 05, 2009
Bibit Kacang Hijau Yang Tak Bertumbuh
Bibit Kacang Hijau Yang Tak Bertumbuh
Seorang teman mengirimkan kisah ini kepada saya dan tak diketahui dari mana asalnya. Dikisahkan bahwa sebuah perusahaan telekomunikasi di Italia sedang mencari satu tenaga teknis untuk menangani salah satu departemen dari perusahaan tersebut.
Begitu banyak yang datang melamar dan menjalani ujian tertulis. Namun sesudah ujian tertulis ini, semua peserta diberi pekerjaan rumah, setiap orang diberi semangkok bibit kacang hijau untuk disemayamkan. Dan setelah jangka waktu yang diberikan setiap orang harus membawa pulang bibit kacang hijau yang telah tumbuh segar ke perusahaan tersebut. Siapa yang berhasil merawat kacang yang tumbuh paling segar akan memperoleh posisi pekerjaan yang dikejar banyak orang karena memberikan jaminan gaji yang tinggi tersebut.
Setelah jangka waktu yang diberikan itu para peserta ujian kembali lagi ke perusahaan sambil membawa bibit kacang hijau yang telah bertumbuh segar menghijau. Setiap orang memamerkan hasil usaha mereka dan dalam hati berharap bahwa ia akan memperoleh posisi yang bagus tersebut. Nampak seketika bahwa team penilai akan sulit memutuskan siapa yang jadi pemenangnya karena semua membawa bibit kcang yang telah bertumbuh itu sama bagus dan sama segarnya.
Setelah diabsensi ternyata satu orang tidak muncul di tengah para peserta. Sang manager perusahaan lalu menelpon pelamar yang tak hadir itu dan menanyakan alasan ketidak-hadirannya. Orang tersebut dengan penuh penyesalan serta rasa bersalah memberikan alasan ketidakhadirannya saat ini. Ia mengatakan bahwa bibit yang diberikan itu hingga saat ini belum bertumbuh pada hal ia sudah berusaha memberi pupuk, memberi air yang cukup. Semua persyaratan yang dibutuhkan agar bibit kacang hijau bertumbuh subur telah dipenuhinya, namun anehnya, bibit tersebut seakan berkepala keras tak mau bertumbuh.
"Aku berpikir bahwa aku pasti gagal untuk memperoleh posisi dalam perusahaan telekomunikasi ini. Karena itu saya memutuskan untuk tidak datang hari ini ke perusahaan bapa." Dan justru di saat ketika orang itu akan meletakan gagang teleponnya, sang manager memberikan kata-kata yang sungguh di luar dugaannya; "Engkaulah satu-satunya yang diterima perusahaan kami. Profisiat!" Orang itu heran dan kaget tak percaya.
Sesungguhnya, bibit kacang hijau yang dibagikan kepada para peserta tersebut adalah bibit yang telah diproses sehingga tak bisa bertumbuh lagi. Perusahaan akan dengan mudah mengetahui peserta mana yang jujur. Dan ternyata hanya seorang yang yang tak mampu membawa bibit kacang yang telah tumbuh. Dan dialah orang yang dipilih itu. "Inilah prinsip kami, nilai moral dalam pekerjaan lebih ditinggikan ketimbang keberhasilan dalam bekerja." Demikian sang manajer menjelaskan.
Prinsip perusahaan ini mengingatkan aku akan kata-kata sang bijak; "Tujuan tak menghalalkan cara."
***
Sahabatku, mungkin orang lain mengatakan orang jujur pasti ancur. Ah, itu pernyataan bagi orang-orang yang pesimis dalam hidup, karena dilain pihak banyak para pengusaha merasa susah mencari orang jujur untuk menjadi rekan kerjanya. Hmm.....
Yakinlah, Allah maha adil, mungkin mereka yang tidak jujur terlihat sukses (dalam jangka pendek) akan tetapi dalam jangka panjang, saya yakin mereka akan mendapat balasan yang setimpal dengan kebohongannya. Mungkin suatu saat mereka akan dibohongi juga... Siapa tau?. Akan tetapi bagi mereka yang istiqomah (teguh) dalam kejujurannya, saya yakin itu modal kemulyaan bagi kita, dan Allah Maha Melihat, dan Dia Maha Adil, tunggulah kejutan-kejutan yang akan diberikan kepada-Nya. Insya Allah...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kejujuran memang kadang menyakitkan jika dirasakan dengan terlalu memikirkan persepsi orang lain... namun sungguh keji jika hanya persepsi orang lain yang dipikirkan dan tidak mau mencintai diri sendiri dengan mendengar suara hati... sebab sehebat apapun kita menutupi kebohongan yang kita lakukan.. hati, jiwa dan raga kita pasti akan mengetahui..
BalasHapusMakasih mas Chamim, atas tambahannya... sepakat mas!
BalasHapus